Saturday, 22 February 2014

Bagaimana Kami Mendidik Siswa Kami di Royal Prime School?

Logo Royal Prime School
 Montessori Education:

1. Individualized Education (Pendekatan Pribadi)
  • Siswa dipandang secara utuh, perkembangan mereka secara kognitif, psikologis, sosial, dan spiritual adalah hal yang sangat penting.
  • Siswa dipandang sebagai  seorang peserta aktif dalam pembelajaran, siswalah yang seharusnya bergerak aktif menjelajahi lingkungan belajarnya di dalam kelas; sementara guru bertindak sebagai fasilitator dan pembimbing dalam pembelajaran.
  • Guru mempresentasikan pelajaran secara perorangan atau grup yang disesuaikan dengan gaya belajar siswa dan tingkat kemampuan siswa.   
  • Kelompok usia rentang 3 tahun berada dalam satu kelas. Siklus selama 3 tahun memungkinkan guru, siswa, dan orangtua untuk membangun hubungan yang saling mendukung, saling bekerjasama, dan saling mempercayai.
  • Siswa dapat belajar di bagian manapun dalam kelas yang terasa nyaman baginya. Siswa seringkali diberi pilihan antara bekerja secara individu atau bekerja secara grup yang melibatkan siswa lain yang lebih senior darinya.   


2. The Carefully Prepared Environment (Persiapan Suasana Belajar)
  • Pelajaran disajikan dalam bentuk presentasi dengan menggunakan beragam material pembelajaran.Siswa diijinkan menggunakan material disekelilingnya untuk mengajar dirinya sendiri kapanpun ia   merasa membutuhkan sampai ia merasa mahir. 
  • Penggunaan literatur tidak terbatas pada buku teks tertentu. Sekolah menyediakan berbagai jenis buku acuan untuk masing-masing pelajaran. Sebagian besar inti pelajaran telah dimodifikasi dalam bentuk bahan ajar manipulatif berupa kartu, nomenklatur, diagram, dan lain-lainnya.
     
  • Siswa merasa nyaman belajar berjam-jam lamanya karena semua yang ia butuhkan tersedia dalam kelas: dapur, toilet, tempat istirahat, library, mini lab, art corner, dll. Siswa belajar mengurus keperluannya sendiri, seperti: memasak, mencuci, menyetrika, bertanam, membuat teh/jus. Dengan demikian siswa dipersiapkan menjadi insan yang mandiri saat dewasa nanti.   
  • Siswa tidak perlu mendapat les sepulang sekolah. Setiap hari siswa  berlatih menyelesaikan soal-soal ujian nasional di sekolah. Guru membimbing siswa bagaimana mendapatkan jawaban atas soal-soal yang sulit dijawab. Orangtua tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk membayar tempat bimbingan belajar atau guru les.

3. Small Classes (Jumlah Siswa Terbatas)
  • Jumlah siswa dalam setiap kelas disesuaikan dengan ukuran kelas dan jumlah guru.
  • Perbandingan umum jumlah siswa terhadap jumlah guru adalah 8:1.

4. Innovation & Traditional Setting (Perpaduan  Gaya Belajar Tradisional dan Gaya Belajar Inovatif)
  • Kemampuan berkonsentrasi dan pendalaman terhadap materi pelajaran melalui pengalaman langsung merupakan hal yang sangat penting.
  • Jam belajar yang tidak terpotong-potong memberikan sebanyak mungkin waktu yang diperlukan siswa untuk tetap fokus pada siklus kerja yang telah mereka terapkan. Kecepatan belajar setiap siswa ditentukan dari dalam dirinya sendiri.    
  • Siswa dimungkinkan untuk menemukan sendiri kesalahan mereka melalui penggunaan material; error dipandang sebagai bagian yang penting dalam proses pembelajaran. 
  
5. Educational Technology (Penggunaan Teknologi)
  • Pelajaran diberikan secara nyata melalui eksperimentasi, pengamatan, riset pribadi dan proyek yang melibatkan berbagai macam peralatan dan instrumen.
  • Siswa seringkali menemukan fakta-fakta yang menarik baginya untuk diselidiki dimana buku-buku yang tersedia belum cukup memuaskan keingintahuannya. Penggunaan teknologi informasi seperti internet, komputer, dan lain-lain diajarkan kepada siswa untuk menolong siswa dalam belajar.

No comments:

Post a Comment